Showing posts with label Food-Drink. Show all posts
Showing posts with label Food-Drink. Show all posts

FAO Indeks Harga Pangan jatuh lagi pada bulan Desember, terjun hampir 19 persen untuk tahun 2015 secara keseluruhan

6:59 PM
FAO Indeks Harga Pangan jatuh lagi pada bulan Desember, terjun hampir 19 persen untuk tahun 2015 secara keseluruhanTanggal rilis: 2016/07/01

 
»Indeks FAO Food Harga * (FFPI) rata-rata 154,1 poin pada Desember 2015, turun 1,5 poin (1,0 persen) dari nilai bulan November direvisi, dengan harga internasional semua komoditas pangan yang digunakan dalam perhitungan Indeks jatuh, kecuali gula dan minyak. Selama setahun penuh, indeks telah rata-rata 164,1 poin, hampir 19 persen kurang dari tahun 2014, menandai penurunan tahunan keempat berturut-turut. Persediaan melimpah dalam menghadapi permintaan dunia pemalu dan dolar AS menguat adalah alasan utama untuk kelemahan umum yang telah mendominasi harga pangan pada tahun 2015.




 
»FAO Sereal Indeks Harga rata-rata 151,6 poin pada Desember, turun hampir 2 poin (1,3 persen) dari bulan November. Harapan pasokan lebih besar memasuki pasar dunia setelah penghapusan pajak ekspor di Argentina membebani kutipan gandum. Harga jagung juga jatuh pada bulan Desember di tengah mengintensifkan persaingan ekspor dan permintaan internasional lamban. Kutipan beras lebih stabil, sebagai kebangkitan pembelian berkelanjutan harga yang lebih rendah kualitas Indica dan beras aromatik. Dibandingkan dengan tahun 2014, indeks harga sereal menumpahkan 29 poin, atau 15,4 persen, pada tahun 2015.

 

»FAO Sayur Indeks Harga Minyak rata-rata 141,1 poin pada Desember, naik 2,9 poin (2,1 persen) dari bulan November. Peningkatan tersebut didorong oleh minyak kedelai, harga yang melompat ke tertinggi 6-bulan, mencerminkan bertahan ketidakpastian mengenai tanaman kedelai Brazil tengah prospek firming permintaan soyoil di seluruh dunia. Sebaliknya, harga minyak sawit internasional tetap stabil, karena kekhawatiran tentang penurunan produksi mungkin di Asia Tenggara yang diimbangi dengan lemahnya permintaan impor global. Untuk tahun 2015 secara keseluruhan, Indeks rata-rata 147 poin, turun 19 persen dari tahun 2014 dan mewakili rendah 9 tahun.

 

»FAO Dairy Indeks Harga rata-rata 149,5 poin pada Desember, turun 1,6 poin (1,0 persen) dari bulan November. Penurunan ini berasal dari penurunan harga untuk susu bubuk, sebagai orang-orang untuk mentega naik dan orang-orang untuk keju tidak berubah. Lemahnya permintaan untuk WMP telah menyebabkan manufaktur untuk fokus pada produksi komoditas susu lainnya. Mentega adalah produk paling laris, khususnya di Timur Tengah, Amerika Utara dan Afrika Utara, yang mendorong harga oleh lebih dari 3 persen pada Desember. Di Uni Eropa, kemungkinan penjualan SMP untuk saham intervensi pada harga dijamin juga meningkatkan daya tarik produksi mentega / SMP atas bahwa dari WMP. Indeks rata-rata 160,3 poin Dairy pada tahun 2015, turun 63,8 poin atau 28,5 persen dibandingkan tahun 2014, menandai rata-rata tahunan terendah sejak 2009.

 

»Indeks FAO Daging Harga rata-rata 152,1 poin * pada bulan Desember, turun 3,5 poin (2,2 persen) dari nilai revisi November. Kutipan jatuh untuk empat kategori daging, dengan domba, sapi dan pigmeat paling terpengaruh. Mengurangi permintaan impor di Amerika Serikat untuk daging sapi intensif persaingan di pasar lain. Untuk pigmeat, lonjakan dalam output di Uni Eropa menyebabkan harga domestik dan ekspor jatuh. Untuk tahun 2015 secara keseluruhan, Indeks Daging rata-rata 168,4 poin, turun 29,9 poin atau 15,1 persen dibandingkan dengan 2014 (tahun rekor), dan rata-rata tahunan terendah sejak 2010.

 

»FAO Sugar Indeks Harga rata-rata 207,8 poin pada Desember, naik 1,3 poin (0,6 persen) dari bulan November. Harga gula internasional terus dipengaruhi oleh kekhawatiran atas penundaan panen di Selatan-Tengah memproduksi wilayah di Brasil, yang disebabkan oleh curah hujan yang berlebihan. Prospek penurunan panen gula di negara produsen utama lainnya, khususnya India, Thailand, dan Afrika Selatan, juga memberikan dukungan. Secara keseluruhan, Gula Indeks Harga FAO pada tahun 2015 rata-rata 190,7 poin, 21 persen lebih rendah dari tahun 2014.

 

* Tidak seperti untuk kelompok komoditas lainnya, harga yang paling digunakan dalam perhitungan Indeks Harga Daging FAO tidak tersedia ketika Makanan Indeks Harga FAO dihitung dan dipublikasikan; Oleh karena itu, nilai Indeks Harga Daging untuk bulan terbaru berasal dari campuran harga diproyeksikan dan diamati. Hal ini dapat, di kali, memerlukan revisi yang signifikan dalam nilai akhir dari Daging Indeks Harga FAO yang pada gilirannya dapat mempengaruhi nilai dari Indeks Harga Pangan FAO.

BASIC NEEDS

6:39 PM

BASIC NEEDS



Materials strategic food is a basic necessity of consumption of Indonesian society. Lack of a strategic food supply and price volatility unnatural greatly affect the welfare of society. Experience shows that availability and prices are often volatile due to various factors inside and outside the country, such as climate phenomena, market failure, to the smooth distribution problems. Even the food was recorded as the biggest contributor to inflation in the economy of Indonesia (volatile).

The strategic importance of the role of food and the high frequency of the turmoil on the availability and price of food, requiring the government intervening in the market through policy instruments owned, so the availability and price of foodstuffs strategically managed at a reasonable level fluctuations. Policy tools can touch producer, consumer, distribution or niaganya system, which was published in various hierarchy of regulations, both national and local.


SP2KP 

Basic Materials Commodities Market monitoring is mandated by the National Logistics Blueprint for the Ministry of Commerce. The Ministry of Trade is responsible for leading Basic Materials Commodity Markets Monitoring this with the support of other ministries, namely: Ministry for Econ, Ministry of Transportation, Ministry of Agriculture, Ministry. Energy and Mineral Resources, Ministry of Industry, Ministry of Home Affairs, Ministry of Health, Bappenas and the Chamber of Commerce. Basic Materials Commodities Market monitoring is one of the action plan of the national logistics system in deciding the commodity pillar targeted for completion in 2011-2012, in which the action plan is a priority of the 2nd group of three groups of priority Blueprint National Logistics System. Commodity Markets Monitoring jobs Staples will be implemented taking into account the aspects set out in the Blueprint for the National Logistics System.

Formally Monitoring Commodity Markets Basic Materials inaugurated on June 23, 2011 by Ms. Mari Elka Pangestu. In line with the role that has been the Ministry of Trade, Commodity Markets Monitoring format Staples took a position as a Public Facilitator and the Public Agency for Monitoring Commodity Markets Basic Materials. Basic Materials Commodities Market monitoring is built to provide accurate and reliable information on staple commodities, provide notification (alert) to stakeholders and provide scenarios for solving problems that can be implemented in the event of a crisis / problem staple.

Besides this, the Basic Materials Commodity Markets Monitoring also has supporting data are presented as an indicator or analytical support for people who want to know more about the Basic Materials Commodity Markets Monitoring this. The data-data support that we provide include: Profiles of Commodities, Balance Commodities, Commodity Distribution Pattern, Climate & Weather, Information Stakeholders, Socio-Economic Conditions, Service & Quality Infrastructure, as well as related policies for staple commodities.

COMMODITIES 17.01-2016 18.01-2016

NATIONAL
  • Rice (Rp / kg) 10 773 10 826
  • Sugar (Rp / kg) 13 047 13 106
  • Edible Oil (Rp / Lt) 10 599 10 350
  • Wheat Flour (Rp / kg) 9121 9071
  • Soybeans (Rp / Kg) 11 298 11 093
  • Beef (USD / Kg) 109 618 110 508
  • Chicken (Rp / kg) 34 490 34 823
  • Chicken Eggs (Rp / kg) 25 884 25 767
  • Cabe (Rp / kg) 32 283 30 255
  • Onions (Rp / kg) 35 758 36 005
  • Milk (Rp / 385Gr) 10 316 10 273
  • Corn (Rp / kg) 6775 6811
  • Fish (Rp / kg) 67 782 68 937
  • Salt (Rp / kg) 5,247 5,357
  • Instant Noodle (Rp / Bks) 2,196 2,229
  • Beans (Rp / kg) 25 651 25 501
  • Cassava (Rp / kg) 5463 5419

COMMODITIES 14-01-2016 15-01-2016

INTERNATIONAL

  • Rice (THB / Kg) 12.00 12.00
  • Sugar (USD / lbs) 14.47 14.88
  • Soybean (USD / bu.) 879.00 880.50
  • Wheat Flour (USD / bu.) 476.00 467.2

Opportunities and Prospects of Breeding Eels

6:14 PM

Opportunities and Prospects of Breeding Eels

  by M. Fajar Junariyata


 

One commodity that is currently much in demand and has very good opportunities and prospects is a business in the field of eel. The number of requests, both the local market and overseas markets, continues to rise. On the other hand, the price of eels has skyrocketed due to the decreasing number of eels that can be provided by nature. Eel cultivation is very easy for some people who have mastered the intricacies of the technique.  

However, cultivation of eel is not without obstacles. One of the obstacles is the lack of experienced farmers eel seed stocks. Eel seeds on the market, still rely on wild-caught seeds of a limited number, are seasonal, and can not guarantee the quality and continuity.

Seed needs eel eel certainly in line with the needs of consumption. In fact, even more so after the discovery of a new breakthrough in the field of cultivation of eels, namely enlargement in pure water without mud.  

Enlargement eel cultivation in pure water without silt which is also the author developed, allowing performed solid in the container relatively small but can accommodate up to 50 kg of seeds eel / m2. However, it has drawbacks, namely closing the possibility of proliferation. It certainly will require the supply of eel seedlings growing, while seedlings eel catches of increasingly scarce natural. Scarcity of seeds led to the skyrocketing price of seed eels eels so often makes the eel farmers, especially beginners, find it frustrating to start a business, but the lure of business opportunities in the field of cultivation of eel is very tempting.

Authors who are practitioners in the business field eel cultivation in recent years, also felt the same way when at the beginning of doing business. This eventually led to the inspiration to do their own research and experiments in seed procurement eel. From the results of research and experimentation that has been done, a lot of experience gained and very rewarding to be transmitted to the general public. So, I ventured to compose the book "BUSINESS Seedling EEL IN LAND NARROW", which thank God has been published by spreaders Organization (Group Poster), with the hope to be useful for the authors themselves, readers in general, and especially to the people who are keen to see business opportunities cultivation of eels more open.

For those who want the book netter Dapa acquired in bookstores degan price Rp32.000, - per copy or can be booked through us: 08,111,104,571 with postage 20,000.Happy reading and trying, SALAM SUCCESS! 

Know the Types of EelsIn this world many types of eel, but the eel species are widely known in the Indonesian community there are 3 types, yatu: eel rice fields, swamp eels and eel ponds / eel time / eel estuary.

Regular rice eel living in the fields and in many times smaller / muddy ditch. Characteristic eel rice between lai: lebh bright skin color, body proportions 1:20 pales body diameter of 1 cm, the length is 20 cm. Eel rice more resistant in the mud with a little water. Reaching adulthood approximately 3 months. eel species in many found in Java, Sumatra, western, Madura, Bali and Lombok.
 
Ordinary swamp eels live in swamps. Darker skin color closer to black, the proportion of Tubu 1:40, and mecpai adults aged less than 4 months. Eel species are often found in the eastern part of the island of Sumatra and Borneo.

While eel farms are often found on the north coast of the island of Java and the eastern coast of Sumatra, live in ponds and estuaries. Color white to dark spots on his body resemble sand.Eel pond has distinguishing features compared to the above two types, namely a more visible tail fin resembles the tip of the sword and folds gill more.A matter of taste, eel and eel swamp rice fields are not too different, while eel farms, meat is more supple and more fishy.


Eel cultivation in Air Bening Without LumpurGenerally, yes eel cultivation in the mud ... it is in line with the original habitat of eels in nature. Why eel "only" live in the mud? Because the eel is a fish species that is very vulnerable if they have to live in the water, not in the mud. Eel is the only fish that can not have scales and fins as well. As is known, the scales on the fish are useful as a means of self protection from disease and detection devices. Without scales, the fish would be easily attacked by diseases such as viruses, bacteria, protozoa and fungi. Moreover, without scales, the fish will have difficulty in detecting the temperature and pH of the water. The fins are used by fish to swim, so that the fins of the fish can swim quickly to catch food or mmenghindari enemy attack. Without fins, the fish will have difficulty in swimming and draining more.


Outside the weakness of the eel, it turns out eel still has other weaknesses, namely: the eels do not have teeth or tusks that can be used to attack or bite, so eels can not be ripped or cut food. Foods that can be eaten by the eels are foods that can be ingested directly by the eel, like a snake. Eel skin is also very thin, so it is easily injured by sharp objects and rough. If injured, eel skin will easily become infected. So eel "only" want to live in soft mud.


With these flaws, the eel is very vulnerable to the attack of the disease and its enemies. Apalag eel is very passive, not like the move, making it easier for enemies to arrest, attack and devour. Then the only means of self defense eels only refuge in the mud. Eel only venture out at night that is pitch black with no moonlight to avoid his enemies. So if you want ngobor do during the day or at night full moon .... definitely will not be able to eels, eel ill unless ...


Well…. if it turns out eel "only" live in the mud, then how can how can be cultivated in pure water without mud ???? Here's the logic .... As we have described above, eels live in the mud just to shelter from enemies. If the eels do not take refuge in the mud, the eel will feel very threatened her life, so the eels will feel uncomfortable and stress on akhirya will experience death. But if we can provide a sense of comfort for the eel, although not in the mud .... it is guaranteed eels will not be stress, and eel can be cultivated in pure water without mud.


How do I provide protection for eels in the clear water without mud ??? we can use various "media" include: PVC, pipe, hose, or a banana stem as a means of protection for eels. Easy is not it????For more details how eel in clear water without mud, you can consult directly with experts who have pioneered eel eel in clear water without mud, namely Mr. M. Fajar Junariyata, or contact CLC BAITUL Ilmi Village Cipambuan RT 03 / 03 No. 45 babakan Madang Hp 0811110451. You can also buy the book that has been circulating in bookstores titled "HARVEST EEL 3 MONTHS IN CLEAR WATER WITHOUT MUD", published from Penebar Organization (Group Trubus). Pretty cheap anyway, only Rp23.000, - per copy.


Benefits megenal Eels

Eels (Monopterus albus) in addition to the delicious consumed there are many benefits.Animal Protein Sources provider.Protein eel is as high as 18.4 grams / 100 grams of meat that would be equivalent to the protein of beef were 18.8 grams / 100 grams of meat, but it is much more tiggi of eggs and other freshwater fish. Protein sebagaimaa eel fish protein, highly digestible body so that the eel is suitable for all ages ranging from infants up to the age of 2 years old.

As the Drugs and Prevention of DiseaseEel contains many nutrients, vitamins, minerals and good cholesterol which is needed by the human body. Nutrient content, minerals, vitamins and good cholesterol is very valuable for preventing and treating various diseases such as anemia, blood anemia, OSTEOPHOROSIS, myopic, early Alzheimer's disease, even the content of argininnya able to suppress the growth of cancer cells.


Strengthen bones and teethThe content of phosphorus and calcium is high enough also can strengthen bones and teeth, so that by consuming eel with ample servings and regularly can keep from bone loss and tooth.


Enhancer Vitality and Energy SourceEel contains sufficiently high energies, yaki 303 kcal for each 100 grams of meat eels, so that eel is very suitable for use as an energy source. The content of iron in the eel is also quite high, so the eel mengkonsmsi can increase red blood cells that function as a carrier ksigen and substance-ZT food throughout the body. With insufficient oxygen and nutrients to all parts of the body, making bdan not easily tired and always excited.


Cosmetic IngredientsProtein as a builder substance also serves replace damaged cells. Vitamin A, which reached 1600 IU is required by the eyes and skin, so it looks more beautiful eyes and the skin feels smoother. High iron content was also able to increase the amount of hemoglobin, so that the skin, especially the lips and cheeks will look more fresh reddish.Eel oil is also believed to tighten the skin so the skin is not loose and that keriput.Selai eel oil is also traditionally believed to zoom in and tighten the breast for women and enlarge the penis for men.


The fulfillment of daily needs.Eel cultivation household scale can be weeks to meet the needs of the family as the side dishes were delicious.


Export CommoditiesEel cultivation economies of scale can increase family income, even if occupied and cultivation on a large scale, it is possible to meet the world's demand for increasing eel. Eel exports means also increase foreign exchange.

Eels tongseng ??? Wuiihhh ...... 

Tongseng is one type of cuisine is very popular in the Java community. Cuisine adopted from china dishes the main ingredient is mutton. The taste is typical with curry seasoning sauce, with the addition of shredded cabbage, tomatoes and cayenne pepper is indeed very delicious and daring .... But even though favors, for patients with hypertension and those who have lived, eating goat meat is very risky, because the content of bad cholesterol in goat meat is very high.

So many lovers tongseng looking for alternatives other meats as a substitute for goat meat, such as beef or chicken. Beef, it's not too far from mutton, but the bad cholesterol content is almost the same as mutton. The difference is the suggestion that surrounds myths and mutton. While the chicken meat, taste delicious as if tongsengnya not use goat meat. What if receipts eel meat ???? Surely thrill it was hard to imagine. Eel meat (Monopterus albus / synbrancus) contains protein equivalent to meat goats and cows. But the eel meat cholesterol is good cholesterol, which can actually lower cholesterol in the blood of people who consume them. Eel meat flavor that has a savory, can certainly improve the flavor tongseng actually makes tongseng has a very unique taste.

Sulistiana, a housewife who deals in eel processing businesses have tried to concoct tongseng with the eel meat raw material and it feels very special. Even many guests from Japan has felt the delicious cuisine tongseng mother of 3 daughters. And very unusual, this time from Japanese guests the many book tongseng eels are packed in plastic packaging standing pouch and send them to Japan, Malaysia and Thailand. And even some Japanese buyers are currently conducting assessments for tin tongseng the Sulistiana artificial eels for the Japanese market which is the largest consumer in the world eels.Want to try tongseng artificial eel Sulistiana mother? please you messages directly to him in the village of RT 03/03 Cipambuan no. 45 district. Babakan Madang District. Bogor, HP 085 289 923 232.

Peluang dan Prospek Pembibitan Belut

5:29 PM
Peluang dan Prospek Pembibitan Belut
by M. Fajar Junariyata


Salah satu komoditas yang saat ini banyak diminati serta mempunyai peluang dan prospek sangat bagus adalah bisnis di bidang budidaya  belut.  Jumlah  permintaan,  baik  pasar  lokal  maupun  pasar  luar negeri, terus meningkat. Di sisi lain, harga belut terus meroket karena semakin menurunnya jumlah belut yang dapat disediakan oleh alam. Budi daya belut memang sangat mudah bagi sebagian orang yang telah menguasai seluk-beluk tekniknya. Namun, budi daya belut bukan tanpa kendala. Salah satu kendala yang dialami pembudidaya belut adalah minimnya persediaan bibit. Bibit belut yang beredar di pasaran, masih  mengandalkan  benih  hasil  tangkapan  alam  yang  jumlahnya terbatas, bersifat musiman, serta tidak dapat menjamin secara kualitas dan kontinuitas.


Kebutuhan  bibit  belut  tentu  seiring  dengan  kebutuhan  belut konsumsi.  Bahkan,  terasa  lebih  banyak  lagi  setelah  ditemukannya terobosan baru dalam bidang budi daya belut, yakni pembesaran di air bening tanpa lumpur. Budi daya pembesaran belut di air bening tanpa lumpur  yang  juga  penulis  kembangkan,  memungkinkan  dilakukan secara padat dalam wadah yang relative kecil tetapi  mampu menampung bibit  belut  hingga  50  kg/m2.  Namun,  mempunyai  kelemahan,  yaitu menutup  kemungkinan  terjadinya perkembangbiakan.  Hal  tersebut tentu  akan  membutuhkan  pasokan  bibit  belut  yang  semakin  besar, sementara bibit belut hasil tangkapan alam semakin langka. Kelangkaan bibit belut menyebabkan meroketnya harga bibit belut sehingga  sering  membuat  para  pembudidaya  belut,  terutama  para pemula,  merasa  frustasi  untuk  memulai  usaha,  padahal  iming-iming peluang bisnis di bidang budi daya belut sangat menggiurkan.

Penulis yang merupakan praktisi di bidang usaha budi daya belut dalam beberapa tahun terakhir,  juga merasakan hal yang sama ketika pada awal-awal melakukan usaha tersebut. Hal ini akhirnya memunculkan inspirasi  untuk  melakukan  penelitian  dan  percobaan  sendiri  dalam pengadaan  bibit  belut.  Dari  hasil  penelitian  dan  percobaan  yang telah penulis lakukan, banyak pengalaman yang diperoleh dan sangat bermanfaat  untuk  ditularkan  kepada  masyarakat  umum.  Untuk  itu, penulis memberanikan diri menyusun buku “USAHA PEMBENIHAN BELUT DI LAHAN SEMPIT”, yang alhamdulillah telah diterbitkan oleh Penyebar Swadaya (Group Trubus), dengan harapan dapat berguna bagi penulis sendiri, para pembaca umumnya, serta khususnya pada masyarakat yang jeli melihat peluang usaha budi daya belut yang makin terbuka.

Bagi para netter yang menginginkan buku tersebut dapa memperolehnya di toko-toko buku degan harga Rp32.000,- per eksemplar atau dapat memesan melalui kami: 08111104571 dengan ongkos kirim Rp20.000.

Selamat membaca dan mencoba, SALAM SUKSES!

Mengenal Jenis-jenis Belut

Di dunia ini banyak jenis-jenis belut, namun jenis belut yang banyak dikenal di masyarakat Indonesia ada 3 jenis, yatu: belut sawah, belut rawa dan belut tambak/belut kali/belut muara.

Belut sawah biasa hidup di sawah dan di kali-kali kecil/selokan yang berlumpur. Ciri belut sawah antara lai: warna kulit lebh cerah, proporsi tubuh 1:20 yang artinya jika diameter tubuhnya 1 cm, maka panjangnya mencapai 20 cm. Belut sawah lebih tahan di lumpur dengan sedikit air. Mencapai usia dewasa kurang lebih 3 bulan. belut jenis in banyak dijumpai di pulau Jawa, Sumatera bagian barat, Madura, Bali dan Lombok.

Belut rawa biasa hidup di rawa-rawa. Warna kulit lebih gelap mendekati hitam, proporsi tubu 1:40, dan mecpai usia dewasa kurang lebih 4 bulan. Belut jenis ini banyak dijumpai di pulau Sumatera bagian timur dan Kalimantan.

Sedangkan belut tambak banyak dijumpai di pesisir utara pulau Jawa dan pesisir timur Sumatera, hidup di tambak-tambak dan muara sungai. Warna kulit putih hingga gelap dengan bintik-bintik menyerupai pasir di sekujur tubuhnya.

Belut tambak memiliki ciri yang mencolok dibandingkan dengan kedua jenis di atas, yaitu sirip ekor lebih kelihatan menyerupai ujung pedang dan lipatan insang yang lebih banyak.
Soal rasa, belut sawah dan belut rawa tidak terlalu berbeda, sedangkan belut tambak, daging lebih kenyal dan lebih amis.

Budidaya Belut di Air Bening Tanpa Lumpur

Umumnya, budidaya belut ya di lumpur… hal tersebut sesuai dengan habitat asli belut di alam. Mengapa belut “hanya” dapat hidup di lumpur? Karena belut adalah jenis ikan yang sangat rawan jika harus hidup di air, tidak di dalam lumpur. Belut merupakan satu-satunya ikan yag tidak mempunyai sisik dan sirip sekaligus. Seperti diketahui, sisik pada ikan berguna sebagai alat perlindungan diri dari penyakit dan alat deteksi. Tanpa sisik, ikan akan dengan mudah terserang penyakit seperti virus, bakteri, protozoa dan jamur. Selain itu, tanpa sisik, ikan akan mengalami kesulitan dalam mendeteksi suhu dan pH air. Sirip digunakan oleh ikan untuk berenang, sehingga dengan sirip tersebut ikan dapat berenang dengan cepat untuk mengejar makanan atau mmenghindari serangan musuh. Tanpa sirip, ikan akan kesulitan dalam berenang dan menguras tenaga yang lebih banyak.

Di luar kedua kelemahan belut tersebut, ternyata belut masih mempunyai kelemahan-kelemahan lain, yaitu: belut tidak mempunyai gigi atau taring yang dapat dipakai untuk menyerang atau menggigit, sehingga belut tidak dapat mengoyak atau memotong makanan. Makanan yang dapat dimakan oleh belut adalah makanan yang dapat ditelan langsung oleh belut, seperti ular. Kulit belut juga sangat tipis, sehingga sangat mudah terluka oleh benda-benda tajam dan kasar. Jika terluka, kulit belut dengan mudah akan terkena infeksi. Makanya belut “hanya” mau hidup di lumpur yang lembut.

Dengan kelemahan-kelemahan tersebut maka belut sangat rawan dari serangan penyakit dan musuh-musuhnya. Apalag belut sangat pasif, tidak suka bergerak, sehingga semakin memudahkan bagi para musuh-musuhnya untuk menangkap, menyerang dan memangsanya. Maka satu-satunya alat pertahanan diri belut hanyalah berlindung di dalam lumpur. Belut hanya berani keluar pada malam hari yang gelap gulita tanpa sinar rembulan untuk menghindari musuh-musuhnya. Makanya kalau mau ngobor jangan di siang hari atau di malam bulan purnama…. pasti nggak akan dapat belut, kecuali belut yang sakit…

Nah…. jika belut ternyata “hanya” dapat hidup di lumpur, lalu bagaimana caranya kok bisa dibudidayakan di air bening tanpa lumpur???? Begini logikanya…. Seperti yang telah kita paparkan di atas, belut hidup di lumpur itu hanya untuk berlindung dari musuh-musuhnya. Jika belut tidak berlindung di lumpur, maka belut akan merasa sangat terancam hidupnya, sehingga belut akan merasa tidak nyaman dan stress yang pada akhirya akan mengalami kematian. Namun jika kita bisa memberikan rasa nyaman bagi belut walaupun tidak di lumpur…. maka dijamin belut tidak akan stress, dan jadilah belut dapat dibudidayakan di air bening tanpa lumpur.

Bagaimana cara memberikan perlindungan pada belut di air bening tanpa lumpur??? kita dapat menggunakan berbagai “media” antara lain: paralon, pipa, selang, atau gedebog pisang sebagai alat perlindungan bagi belut. Mudah bukan????

Untuk lebih jelasnya bagaimana cara budidaya belut di air bening tanpa lumpur, anda dapat berkonsultasi langsung dengan pakar budidaya belut yang telah memelopori budidaya belut di air bening tanpa lumpur, yaitu Bapak M. Fajar Junariyata, atau silakan menghubungi PKBM BAITUL ILMI Desa Cipambuan RT 03/03 No 45 babakan Madang Hp 0811110451. Anda juga dapat membeli bukunya yang sudah banyak beredar di toko-toko buku yang berjudul “PANEN BELUT 3 BULAN DI AIR BENING TANPA LUMPUR”, terbitan dari Penebar Swadaya (Group Trubus). Cukup murah kok, cuma Rp23.000,- per eksemplar.



 

 

Megenal Manfaat Belut


Belut (monopterus albus) selain lezat dikonsumsi ternyata banyak manfaatnya.

Penyedia Sumber Protein Hewani.

Protein belut sangat tinggi yaitu 18,4 gram/100 gram daging yang berarti setara dengan protein daging sapi yang 18,8 gram/100 gram daging, tetapi jauh lebih tiggi dari telor dan ikan air tawar lainnya. Protein belut sebagaimaa protein ikan, sangat mudah dicerna tubuh sehingga belut sangat cocok untuk segala umur mulai dari bayi usia 2 tahun hingga orang tua.

Sebagai Obat dan Pencegah Penyakit
Belut mengandung banyak zat gizi, vitamin, mineral dan kolesterol baik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan gizi, mineral, vitamin dan kolesterol baik sangat berharga untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti: anemia gizi, anemia darah, osteophorosis, rabun, alzeimer dini, bahkan kandungan argininnya mampu menekan pertumbuhan sel-sel kanker.

Memperkuat Tulang dan Gigi
Kandungan phospor dan kalsium yang cukup tinggi juga dapat memperkuat gigi dan tulang, sehingga dengan menkonsumsi belut dengan porsi yang cukup dan teratur dapat menjaga dari keropos tulang dan gigi.

Penambah Vitalitas dan Sumber Energi
Belut mengandung energi yang cukup tinggi, yaki 303 kkal pada setiap 100 gram daging belut, sehingga belut sangat cocok dipakai sebagai sumber energi. Kandungan zat besi pada belut juga tergolong tinggi, sehingga dengan mengkonsmsi belut dapat meningkatkan sel-sel darah merah yang berfungsi sebagai pembawa ksigen dan zat-zt makanan ke seluruh tubuh. Dengan tercukupinya oksigen dan zat-zat makanan ke seluruh bagian tubuh, menjadikan bdan tidak mudah lelah dan selalu bersemangat.

Bahan kosmetik
Protein sebagai zat pembangun juga berfungsi menggantikan sel-sel yang rusak. Vitamin A yang mencapai 1600 IU sangat diperlukan oleh mata dan kulit, sehingga mata terlihat lebih indah dan kulit terasa lebih halus. Kandungan zat besi yang tinggi juga mampu meningkatkan jumlah hemoglobin, sehinga kulit terutama kulit bibir dan pipi akan tampak lebih segar kemerah-merahan.
Minyak belut juga dipercaya dapat mengencangkan kulit sehingga kulit tidak kendur dan keriput.Selai itu minyak belut juga dipercaya secara tradisionil untuk memperbesar dan mengencangkan payudara bagi wanita dan memperbesar batang penis bagi laki-laki.

Pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Budidaya belut skala rumah tangga dapat utuk memenuhi kebutuhan keluarga sebagai lauk pauk yang lezat.

Komoditi Eksport
Budidaya belut skala ekonomi dapat meningkatkan penghasilan keluarga, bahkan jika ditekuni dan dapat berbudidaya dalam skala yang besar, tidak tertutup kemungkinan untuk dapat memenuhi permintaan kebutuhan belut dunia yang makin meningkat. Ekspor belut berarti juga meningkatkan devisa negara.

Tongseng Belut??? Wuiihhh……

Tongseng adalah salah satu jenis masakan yang sangat populer pada masyarakat jawa. Masakan yang diadopsi dari masakan china tersebut bahan utamanya adalah daging kambing. Rasanya yang khas dengan kuah bumbu gule, dengan tambahan irisan kol, tomat dan cabe rawit tersebut memang sangat nikmat dan berani…. Tapi walaupun nikmat, bagi penderita hipertensi dan orang-orang yang telah berumur, mengkonsumsi daging kambing sangat berisiko, karena kandungan kolesterol jahat yang ada pada daging kambing sangat tinggi. 

Maka banyak para penikmat tongseng mencari alternatif daging lain sebagai pengganti daging kambing, seperti daging sapi atau ayam. Daging sapi, rasanya tidak terlalu jauh dari daging kambing, tapi kandungan kolesterol jahatnya hampir sama dengan daging kambing. Yang membedakan hanyalah mitos dan sugesti yang melingkupi daging kambing. Sedangkan daging ayam, rasa tongsengnya tidak selezat kalau menggunakan daging kambing. Bagaimana kalau meggunakan daging belut???? Pasti sensasi rasanya sulit dibayangkan. Daging belut (monopterus albus/synbrancus) banyak mengandung protein yang setara dengan daging kambing dan sapi. Namun kolesterol daging belut merupakan kolesterol yang baik, yang justru dapat menurunkan kolesterol dalam darah orang yang mengkonsumsinya. Rasa daging belut yang sudah gurih, tentu dapat meningkatkan cita-rasa tongseng justru menjadikan tongseng memiliki rasa yang sangat unik.

Sulistiana, seorang ibu rumah tangga yang bergelut dalam usaha pengolahan belut telah mencoba meramu tongseng dengan bahan baku daging belut tersebut dan ternyata rasanya sangat istimewa. Bahkan banyak tamunya dari Jepang telah merasakan lezatnya tongseng masakan ibu dari 3 orang putri tersebut. Dan sangat luar biasa, saat ini tamu-tamu dari Jepang tersebut banyak memesan tongseng belut yang dikemas dalam kemasan plastik standing pouch dan mengirimkannya ke Jepang, Malaysia dan Thailand. Dan bahkan ada beberapa buyer Jepang saat ini sedang melakukan penjajagan  untuk mengalengkan tongseng belut buatan Sulistiana tersebut untuk pasar Jepang yang memang konsumen belut terbesar di dunia.
Ingin mencoba tongseng belut buatan ibu Sulistiana? silakan anda pesan langsung ke beliau di Desa Cipambuan RT 03/03 no. 45 Kec. Babakan Madang Kab. Bogor, HP 085289923232.